Peng. Mutu Proyek Petemuan ke - 9
Setiap proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai perencanaan. Untuk proyek-proyek yang merupakan pesanan konsumen, tentunya pihak kontraktor ingin agar proyek mencapai hasil sesuai harapan konsumen. Namun tak bisa dipungkiri ada beberapa hal tak terduga yang bisa saja terjadi dan proyek yang sedang dikerjakan tidak berjalan sesuai dengan perencanaan. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pengendalian mutu proyek.
Pengendalian mutu proyek dapat dikerjakan oleh sebuah tim yang dikepalai oleh seorang manager. Sebelum proyek dimulai, tim hendaknya sudah dibentuk dan dilakukan penunjukan untuk mengepalai tim. Orang yang ditunjuk untuk menjadi manager harus disetujui oleh pemberi proyek. Manager pengendalian mutu ini nantinya akan melaporkan pekerjaan-pekerjaannya secara langsung kepada manager proyek.
Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas.
Pada langkah perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen, kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai dengan rancangan proyek.
Pada langkah pengendalian mutu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu.
Pada langkah peningkatan kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.
Tim pengendalian mutu sebaiknya juga memiliki pedoman teknis pengendalian mutu yang disusun dengan cermat dan tentunya disepakati bersama. Adapun pedoman teknis pengendalian mutu ini berisi latar belakang dan pengertian pengendalian mutu dalam proyek, prosedur pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu, sasaran pengendalian mutu, metodologi yang digunakan, tahapan pengendalian mutu, dan evaluasi kinerja. Pedoman teknis pengendalian mutu ini dapat dilengkapi pula dengan bagan atau skema alur pengendalian mutu dan alur pelaporan pengendalian mutu.
Metode Pengendalian Mutu
Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan. Disinilah dibutuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek.
Ada pun metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada 3 metode yang sering dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek.
Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.
Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan sedang dikerjakan dan setelah instalasi selesai.
Melakukan Pengujian Dengan Sampling
Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian dengan sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni tepat waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pengujian sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang belum menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu. Pengujian sampling harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik penting yang dapat memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif, karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang diambil dan sasaran uji sampling.
Dokumen-dokumen Untuk Pengendalian Mutu
Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek dibutuhkan beberapa dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan pengerjaan proyek sehingga pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan perencanaan. Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:
Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Gambar kerja
Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek.
Rencana mutu kontrak
Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak. Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan harapan.
Dokumen administrasi
Memang ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai sebuah proyek. Khususnya untuk pengendalian mutu proyek, dokumen yang dibutuhkan antara lain hasil uji lapangan, request work dan catatan-catatan.
Instruksi teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses kerja yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat dalam proyek.
Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya dilakukan di belakang meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke lapangan. Metode pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara berikut ini.
Pemantauan atau monitoring
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini untuk melakukan sampling pengendalian mutu tentang pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan, serta penggunaan anggaran biaya yang telah ditetapkan.
Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.
Penguatan kapasitas pengerjaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang telah disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan kapasitas ini juga dilakukan untuk mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian pada pengerjaan proyek.
- PERSIAPAN PEMBANGUNAN GEDUNG
Dalam melakukan sebuah proses pembangunan bangunan gedung, anda sebaiknya memperhatikan beberapa hal menyangkut persiapan yang akan saya tulis dibawah ini.
Aksesibilitas, Alat Angkut dan Alat Angkat.
Ketiga hal yang disebutkan diatas adalah faktor awal yang harus anda perhatikan saat anda sebagai pelaksana lapangan mempersiapkan sebuah pembangunan gedung. Tanpa persiapan yang matang mengenai ketiga faktor diatas, jadwal pelaksanaan pekerjaan anda akan terganggu dan bahkan bisa saja pekerjaan anda terhenti beberapa saat. Karenanya meneliti ketiga hal di atas satu per satu wajib anda lakukan.
Untuk pekerjaan pembangunan lancar, anda perlu memperhatikan hal-hal ini :
a. Jalan Masuk
Jalan masuk harus diperhatikan untuk menjamin kelancaran pengangkutan material lokal, material fabrikasi, peralatan, dll. Sebaiknya jalan masuk memiliki lebar yang cukup untuk alat angkut anda. Perhatikan pula bahwa akses yang perlu anda siapkan adalah akses kedalam site anda (off site) dan akses di dalam site anda (on site). Mengapa akses didalam site perlu diperhatikan? Karena alat angkut yang nantinya akan bermanuver di dalam site anda harus terjamin kelancarannya. Selain itu dengan memperhatikan akses internal site ini anda dapat memperkirakan perletakan material dan alat-alat lainnya secara cermat. Ingatlah bahwa kesalahan meletakkan material dan alat menyebabkan anda akan membuang waktu untuk melakukan relokasi saat manuver alat angkut anda terganggu karena salah meletakkan material & alat tadi.
b. Site Plan
Lahan pada lokasi proyek harus direncanakan dengan sebaik-baiknya untuk keperluan menampung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi yaitu paling tidak : (1) Kantor proyek atau direksi keet, (2) Gudang (terbuka/tertutup), (3) Barak kerja material fabrikasi, (4) on site acces, (5) fasilitas lain. Bila lahan proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan lain yang berdekatan atau bila terpaksa gunakan lahan bangunan permanen secara sementara dengan penjadwalan yang rinci agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
c. Pedoman Pengukuran
Agar bangunan anda dapat diletakkan pada posisi yang diinginkan sesuai rencana maka diperlukan pedoman pengukuran yaitu pedoman titik koordinat (Bench Mark) dan ketinggian (Elevation). Elevasi berguna untuk menentukan posisi + 0,00 pada bangunan anda.
d. Alat Angkut
Alat angkut diperlukan untuk membawa material lokal, material fabrikasi, peralatan, dll. Ingatlah bawa beberapa material fabrikasi memiliki modul yang sudah baku sehingga anda harus mempersiapkan alat angkut yang cocok dengan material yang anda butuhkan. Volume material yang anda butuhkan secara regular juga harus dihitung agar alat angkut anda bisa mensuplai pekerjaan anda dengan lancar. Yang dimaksud “dengan lancer” adalah jangan sampai terjadi kelebihan volume material yang pengerjaannya tidak sesuai urutan jadwal pelaksanaan atau kekurangan material pada saat jadwal pelaksanaan sangat ketat/kritis.
e. Alat Angkat
Kegiatan transportasi vertikal merupakan jantung kegiatan pelaksanaan pembangunan gedung, karena itu pemilihan alat angkat serta letak dan pergerakannya perlu direncanakan dengan matang.
Ada beberapa jenis alat angkat yaitu :
1. Alat angkat barang-barang kecil & orang yaitu passenger hoist berbentuk tertutup dan memiliki pintu untuk keluar masuk. Alat ini dilayani seorang operator dan bergerak secara vertikal pada tiang rangka baja yang menempel pada gedung.
2. Alat angkut barang-barang besar dan berat yaitu mobile crane atau tower crane. Mobile crane ada yang menggunakan wheel (roda ban) dan ada pula yang menggunakan crawler (rantai baja), digunakan untuk gedung dengan ketinggian rendah (dua atau tiga lantai). Sedangkan Tower Crane digunakan untuk transportasi vertikal pada high rise building. Tower Crane ada yang statis (berdiri pada pondasi dan dikaitkan ke gedung), ada yang berdiri bebas dan ada yang bergerak turun naik dengan bertumpu pada lantai bangunan yang telah selesai (climbing crane).
Interpretasi Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
Seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung harus mampu membaca gambar kerja secara cermat dan teliti sehingga mampu membuat instruksi kerja secara benar.
Spesifikasi teknis adalah acuan baku mutu bagi seorang pelaksana lapangan dalam mengendalikan pekerjaan baik mutu waktu, mutu material, mutu tenaga maupun mutu biaya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan seorang pelaksana lapangan dalam membaca gambar kerja adalah :
a. Mengidentifikasi gambar kerja dan spesifikasi teknis
Ada beberapa jenis gambar kerja yaitu gambar situasi, gambar denah, gambar perspektif dan gambar detail. Gambar-gambar ini berfungsi sebagai acuan untuk pelaksana lapangan dalam memberikan arahan kepada tukang dan pekerja dalam mengerjakan tiap item dalam kontrak anda.
Spesifikasi teknis adalah persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh pelaksana lapangan baik dari sisi dimensi strukturnya, kualitas maupun kuantitasnya. Persyaratan khusus ini erat hubungannya dengan persyaratan mutu material, mutu alat dan alat berat, mutu SDM serta dimensi struktur.
Dalam mengidentifikasi gambar kerja, mintalah pemilik gedung untuk menyediakan gambar-gambar dibawah ini :
1. Gambar site plan
2. Gambar denah lantai
3. Gambar perspektif
4. Gambar kerja pekerjaan pondasi
5. Gambar kerja pekerjaan pembetonan
6. Gambar kerja pekerjaan bekisting, perancah/scaffolding
7. Gambar kerja pekerjaan kusen pintu dan jendela
8. Gambar kerja pekerjaan atap
9. Gambar kerja pekerjaan plafon
10. Gambar kerja pekerjaan instalasi
11. Gambar kerja pekerjaan plumbing
12. Gambar kerja pekerjaan instalasi pemadam kebakaran
Jika gambar-gambar diatas lengkap tersedia maka anda siap dalam hal persiapan gambar kerja.
Setelah gambar-gambar lengkap, segera identifikasi spesifikasi teknis. Anda dapat mengidentifikasi spesifikasi teknis ini dengan cara melihat ke dalam kontrak. Baca dengan teliti dan catat syarat khusus material, peralatan dan alat berat dan persyaratan tenaga kerja yang dibutuhkan. Perhatikan juga metode kerja karena metode kerja ini adalah bagian dari spesifikasi teknis yang harus anda penuhi.
b. Memeriksa kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi teknis dengan prosedur
Cocokkanlah kesesuaian gambar kerja dengan kondisi lapangan. Apabila ternyata kondisi lapangan berbeda dengan gambar kerja, maka anda sebagai pelaksana lapangan harus membuat gambar ketidakcocokan tersebut dan melaporkan ke atasan anda yaitu manajer lapangan untuk dibuatkan gambar revisi yang nantinya akan disetujui oleh General Superintended dan pemberi tugas/pemilik gedung. Setelah gambar revisi disepakati maka dapat anda jadikan acuan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Lakukan pemeriksaan terhadap ukuran, kualitas dan kuantitas material bangunan. Lakukan juga pemeriksaan terhadap kuantitas dan kualitas alat dan alat berat yang diperlukan. Jangan lupa mengecek tenaga kerja apakah sudah sesuai dengan item pekerjaan atau tidak. Jika terdapat ketidaksesuaian atau sulit mendapatkan spesifikasi yang diinginkan, laporkan hal ini kepada atasan anda untuk dicerikan solusinya. Solusi ini harus disetujui oleh GS dan pemberi tugas/pemilik bangunan.
Lakukan pemeriksaan apakah gambar-gambar kerja yang diperlukan sudah lengkap Setelah itu periksa bentuk bangunan yang akan dibangun. Cek lagi apakah dimensi/ukuran strukturnya menggambarkan bentuk bangunan yang diinginkan pemilik gedung dan setelah itu pilihlah metode kerja yang sesuai.
Periksalah gambar denah. Lihat ukuran ruangan (Panjang lebar dan tinggi dinding), periksa letak pintu dan jendela, letak dan dimensi kolom utama, letak dan arah naik tangga, letak KM/WC, letak lift (jika ada), perbedaan tinggi lantai dan arah pintu masuk/keluar utama.
Periksalah spesifikasi teknis mutu material, mutu SDM, mutu alat dan metode kerja. Buatkan daftarnya dan ajukan kepada atasan anda sebagai laporan.
c. Membuat hasil pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis menjadi acuan pelaksanaan.
Lakukan prosedur dibawah ini jika gambar-gambar dan spesifikasi teknis telah siap
1. Buat penggandaan dokumen gambar kerja dan spesifikasi teknis yang telah disesuaikan dengan lapangan dan telah mendapat persetujuan GS dan pemilik gedung.
2. Buat instruksi kerja kepada tukang dan pekerja
3. Buat acuan baku mutu pekerjaan (material, alat & alat berat, tenaga kerja)
4. Adakan pengontrolan pekerjaan dari sisi dimensi dan bentuk bangunan
5. Buat daftar jenis pekerjaan yang harus anda laksanakan
6. Hitung kebutuhan material, alat & alat berat dan juga kebutuhan tenaga kerja
7. Jadikan gambar dan speksifikasi teknis tadi sebagai acuan membuat jadwal pelaksanaan.
8. Teliti lagi spesifikasi teknis untuk material, alat & peralatan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur & pekerjaan arsitektur
Penyusunan Program Kerja Pelaksanaan Pekerjaan
Seorang pelaksana lapangan pekerjaan bangunan gedung dalam melaksanakan tugasnya juga harus membuat program kerja secara cermat dan teliti sehingga bisa membagi waktu, material, tenaga dan alat kerja secara tepat. Tentu saja dengan berlandaskan pada gambar kerja yang telah diperbaiki dan spesifikasi yang telah diperbaharui.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh seorang pelaksana lapangan dalam menyusun program kerja adalah :
a. Melakukan identifikasi jenis pekerjaan, jenis material, jenis peralatan dan alat berat serta jenis tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kontrak.
Sebelum membangun anda akan membutuhkan informasi berapa sak semen yang akan dipakai? Berapa banyak besi yang akan digunakan dalam beton bertulang? Karenanya anda wajib mengetahui material apa saja yang dibutuhkan, kualitas material yang disyaratkan dalam kontrak dan seperti apa dasar perhitungan volume tiap jenis material. Jadikan pemeriksaan ini sebagai acuan bahan pemeriksaan material yang masuk dan keluar site anda. Identifikasikan jenis pekerjaan persiapan (pengukuran, land clearing, pematokan/bowplanning, dewatering, jalan masuk/keluar, direksi keet, Gudang, dll), jenis pekerjaan tanah (penyelidikan tanah, penggalian, pemadatan), pekerjaan pondasi (penetapan titik pancang, pemasangan pilecap, pemotongan tiang pancang, dll), pekerjaan struktur (pembetonan, pembesian, perancah/scaffolding, perawatan beton), pekerjaan arsitektur (kusen, pintu/jendela, plafon, plesteran, ornamen, pengecatan, pencahayaan, dll), pelaporan (harian, pekanan, bulanan, PHO, FHO).
Cek pula dengan teliti material pondasi (tiang pancang, pile cap, kawat las, dll), material pasangan/dinding/partisi (bata, semen, pasir ayakan), material beton (pasir, semen, zat aditif, perancah, bekisting), material perancah (besi/kayu), material atap/plafon (kayu, baja ringan, genting, seng, tripleks, gypsum), material instalasi air bersih/kotor (pipa, klem, sambungan pipa, perekat, aaccsesories, dll), material instalasi pemadam kebakaran (pipa, nozzle, hydran, dll).
Selain itu anda juga perlu mengidentifikasi alat dan alat berat apa saja yang anda butuhkan selama pelaksanaan. Hitunglah berapa banyaknya beton mixer, hitunglah berapa unit excavator, hitung juga berapa banyak dump truck yang anda butuhkan? Hitung semua jenis bersama volumenya. Hitunglah berapa banyak peralatan tukang batu, tukang besi, tukang kayu, juru ukur dan peralatan operator alat berat.
Peralatan dan material yang telah anda hitung perlu dihandle dengan benar. Karena itu ketahuilah jenis dan jumlah tenaga kerja yang anda butuhkan untuk setiap item pekerjaan. Hitung produktivitas mereka dan jadikan hasil perhitungan itu untuk mengukur waktu penyelesaian pekerjaan anda.
b. Membuat jadwal penggunaaan material, peralatan dan alat berat dan tenaga kerja sesuai dokumen kontrak.
Anda perlu mengontrol jadwal penggunaan material, alat berat dan tenaga kerja sesuai dengan waktu yang telah diprogramkan. Jadwal ini diperlukan karena tidak semua tenaga kerja akan berkerja secara bersamaan. Tukang ubin misalnya, tidak akan bekerja sebelum tukang beton selesai bekerja. Demikian juga tukang pasang atap baja ringan, tentu saja belum bisa dikerahkan sebelum struktur dibawahnya selesai dikerjakan.
Siapkan program kerja, buat daftar kebutuhan material setiap sektor, prediksikan kapan material dibutuhkan dan berapa besar volumenya, pertimbangkan alat angkutnya dan buat tabel penggunaannya.
Buatlah jadwal penggunaan alat agar anda bisa memperkirakan kapan alat-alat itu dioperasikan atau dimasukkan kedalam site anda
Hitung jumlah tenaga kerja yang akan anda gunakan dalam proyek pembangunan anda. Ingatlah bahwa jika pelaksanaan pembangunan anda enam bulan maka tidak semua tenaga kerja akan bekerja full time dalam kurun waktu tersebut.
Buatlah jadwalnya seperti contoh tabel dibawah ini
c. Membuat pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan dokumen kontrak.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan untuk mengetahui bahwa pekerjaan dapat dimulai dan dapat diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan. Lakukan identifikasi item pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, hitung nilai dan bobot masing-masing item, tentukan durasi pelaksanaannya, urutkan berdasarkan metode pelaksanaan dan hitung total waktu pelaksanaan sejak proyek dimulai hingga akhir.
Mobilisasi Sumber Daya
Sumber daya adalah elemen penting bagi sebuah pembangunan. Seorang pelaksana lapangan harus menguasai seluk beluk sumber daya ini jika tidak ingin kegiatan pembangunan terlambat atau malah terhenti sama sekali. Untuk memobilisasi sumber daya, hal-hal dibawah ini harus dilakukan :
a. Penentuan metode mobilisasi sumber daya yang sesuai dengan prosedur
Prosedur yang telah anda tetapkan diawal akan mempengaruhi metode mobilisasi sumber daya anda. Sebagai langkah awal, identifikasi jenis pekerjaan yang akan anda butuhkan dan jumlah sumber daya tenaga kerja yang diperlukan. Setelah itu berdasarkan jumlah tenaga kerja tadi hitung peralatan/alat berat yang dibutuhkan. Mobilisasikan alat berat sesuai kebutuhan pekerjaan. Terakhir, hitung pula material apa dan berapa volume yang akan dikerjakan oleh alat berat dan tenaga kerja tadi.
b. Penentuan waktu mobilisasi sumber daya yang sesuai dengan prosedur.
Waktu untuk memobilisasikan sumber daya yang telah anda identifikasi dan hitung pada point a harus anda tentukan sebelum pekerjaan dimulai. Data-data yang telah ada sebelumnya seperti jenis pekerjaan, volume dan kebutuhan manpower akan anda butuhkan untuk menyusun rencana mobilisasi ini. Pengalaman anda di lapangan juga akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan anda dalam menentukan kapan waktu yang tepat bagi anda untuk memobilisasi sumber daya (tenaga kerja, material dan alat).
Demikianlah hal-hal yang perlu anda siapkan sebelum memulai proses pembangunan sebuah gedung. Persiapan yang matang akan membuat pekerjaan pembangunan anda lancar. Semakin kompleks bangunan yang akan anda bangun, semakin rumit proses persiapannya. Karenanya telitilah setiap langkah yang telah dibeberkan diatas terutama jika anda sedang mempersiapkan sebuah pembangunan high rise building.
Komentar
Posting Komentar