T3_pengendalian dan pengawasan proyek_Yusril Iza Mahendra

 Nama :Yusril Iza Mahendra 

Nim.    :2019D1B120

Kls.      :4D

Rencana Anggaran Biaya


 Detail penjelasan terkait  :

1. Komposisi pembentukan rencana anggaran biaya berikut dengan contoh rencana anggaran biaya (item pekerjaan, Analisa Pekerjaan, volume Pekerjaan, Harga Pekerjaan)

2. Dari contoh yang telah dibuat kemudian buatlah contoh ''Kurva S'' dengan memperkirakan waktu pelaksanaan yang relatif dan efisien.

PENJELASAN  :

1. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) 

RAB atau rencana anggaran biaya adalah banyaknya biaya yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah perkerjaan proyek konstruksi, baik rumah, gedung, jembatan, jalan, bandara, pelabuhan dan lain-lain. RAB sangat dibutuhkan dalam sebuah proyek konstruksi agar proyek dapat berjalan dengan efisien karena dana yang cukup.

Agar diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Perbedaan RAB dengan HPS adalah RAB pada TOR/KAK dan Standar Harga ditetapkan oleh Kepala Daerah dan hanya digunakan untuk menyusun anggaran, sedangkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) diperoleh dari hasil survei pasar terkini. Dalam penyusunan RAB dengan pagu anggaran tertentu harga yang dipakai adalah harga dari BPS+PPn+PPh+keuntungan 15%+inflasi 7% lebih cocok untuk penyusunan harga atau anggaran (RKAP) untuk tahun anggaran mendatang bukan untuk tahun anggaran berjalan. Selain itu, besaran inflasi juga tergantung pada besaran inflasi yang ditentukan oleh lembaga keuangan negara yang artinya setiap tahun tidak sama.

Fungsi Rencana Anggaran Bangunan (RAB)

Menyusun RAB sebelum mengerjakan proyek merupakan hal yang penting. Mengapa? RAB berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan penyedia/ kontraktor yang sesuai, pembelian barang/jasa, sampai pengawasan lelang agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan awal/kontrak. 
Tanpa adanya RAB, sangat mungkin terjadi pembengkakan biaya dikarenakan pembelian bahan bangunan yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan, upah pekerja yang tidak terkontrol, pengadaan peralatan yang tidak tepat, dan berbagai dampak negatif lainnya. 

Item Rincian yang Wajib Ada di dalam RAB

Dalam pembuatan RAB ada beberapa item rincian pekerjaan yang dimasukkan ke dalam tabel, baik pengadaan barang maupun jasa. Berikut di bawah ini komponen rincian yang harus ada dalam RAB:
  1. Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan sub jenis pekerjaan. Contoh: pekerjaan persiapan, galian, dan urugan dan pekerjaan pondasi beton. Hal ini tergantung jenis pekerjaan, jika pengadaan barang maka akan lebih sederhana, sedangkan pekerjaan jasa konstruksi dari setiap bagian uraian pekerjaan memiliki rincian pekerjaan lainnya yang lebih detail.
  2. Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan untuk pengukuran suatu item barang/objek. Volume pekerjaan umumnya dapat dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit..
  3. Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua bagian, harga jasa atau harga jasa berikut materialnya. Setelah itu, kalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
  4. Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
  5. Total material bahan bangunan.
  6. Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau perkalian volume dengan total upah.
Cara Menyusun RAB Pengadaan Barang/Jasa
Mengacu pada penjelasan mengenai komponen yang harus ada di dalam RAB, ada lima langkah yang harus Anda perhatikan dalam menyusun RAB.

1. Mempersiapkan Gambar Kerja Detail (DED)
       Untuk pekerjaan konstruksi, gambar kerja detail atau biasa disebut detail engineering design (DED)  dibutuhkan untuk beberapa keperluan proyek, termasuk dalam penyusunan RAB. Selain itu, DED ini nantinya juga bisa digunakan untuk mengurus keperluan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK). 
Penggunaan gambar kerja pada RAB untuk proyek konstruksi diperlukan untuk menentukan berbagai jenis pekerjaan, spesifikasi dan ukuran material bangunan. Berbeda jika pelaksanaan proyek pengadaan barang, tidak dibutuhkan gambar kerja detail. Dengan mempersiapkan DED pada proyek konstruksi akan memudahkan untuk menghitung volume pekerjaan. DED inilah yang menjadi rujukan dalam menentukan item-item pekerjaan yang akan dihitung dalam penyusunan RAB.

2. Menghitung Volume Pekerjaan
      Setelah semua item yang diperlukan terlist dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan. 
Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan, misalkan per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan nantinya dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga didapatkan jumlah biaya pekerjaan.

3. Membuat dan Menentukan Harga Satuan Pekerjaan
     Untuk pekerjaan konstruksi, harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi harga upah dan material. Kita hanya butuh untuk memasukkan harga berdasarkan harga survei pasar yang berlaku di daerah.
   Sebagai contoh, harga satuan pekerjaan per tahun 2020 untuk pekerjaan pengecatan cat dinding adalah Rp. 10.500,- per m2, pekerjaan  rangka   atap adalah Rp. 110.000,- per m2, dan pekerjaan pemasangan plafon adalah Rp. 26.000,- per m2

4. Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan
         Setelah volume dan harga satuan kerja sudah bisa ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah mengalikan angka tersebut sehingga akan didapat jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan (volume pekerjaan x harga satuan). 
        Contohnya pekerjaan pembuatan pondasi batu kali, Anda bisa menghitung volumenya sebesar 10 m3 dengan harga satuan sebesar Rp. 400.000. Maka dari sini Anda bisa mengetahui bahwa biaya pekerjaan pembuatan pondasi batu kali adalah 10m3 x Rp. 400.000= Rp. 4.000.000.

    5. Menghitung Keseluruhan Jumlah Total Masing-masing Sub Pekerjaan
            Langkah terakhir dalam membuat RAB adalah menghitung jumlah total masing-masing sub pekerjaan, seperti pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, atau pekerjaan beton. 
    Sub pekerjaan tersebut dapat diuraikan lagi secara lebih detail. 
          Setiap pekerjaan kemudian ditotalkan sehingga didapatkan jumlah total biaya pekerjaan yang kemudian dikurangai dengan biaya pajak.

    Ada 4 langkah dalam menghitung rencana anggaran biaya antara lain

    1. Menghitung volume pekerjaan

    Menghitung semua item pekerjaan. Mulai dari pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan pematangan lahan sampai pekerjaan finishing. Volume pekerjaan bisa dalam satuan meter kubik, meter persegi, dan juga meter panjang tergantung dengan item pekerjaan. Contoh : Sebidang tanah dengan panjang 10 meter dan lebar 5 meter maka volume nya adalah 50 meter persegi

    2. Menghitung analisa harga satuan

    Menghitung analisa setiap item pekerjaan. Contoh : Pekerjaan pematangan lahan dibutuhkan 0,1 pekerja OH (orang per hari) dan 0,05 mandor OH untuk setiap meter persegi. Dalam menghitung analisa harga satuan ini, harus memacu pada aturan SNI tentang “Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan”. Setelah itu mengalikan dengan harga tenaga.

    Contoh : Upah pekerja tahun 2012 adalah Rp. 50.000,00  per hari sedangkan upah Mandor Rp. 60.000,00 per hari. Jadi harga satuan untuk pematangan lahan adalah Rp. 50.000,00 dikali 0,1 = Rp.5000,00 ditambah dengan Rp. 60.000,00 dikali 0,05 = Rp. 3000,00

    Total harga satuan Rp 5.000,00 + Rp 3.000,00 = Rp 8.000,00 untuk per meter persegi

    3. Menghitung RAB

    Menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) dengan cara mengalikan volume pekerjaan dengan analisa harga satuan. Dari contoh diatas dapat dihitung RAB = Rp. 8000,00 dikali dengan 50 meter persegi = Rp. 400.000,00

    Jadi biaya untuk pematangan lahan untuk 50 meter persegi adalah sebesar Rp. 400.000,00

    4. Membuat rekapitulasi biaya

    Menjumlahkan semua item pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan dinding hingga pekerjaan finishing. Sehingga didapatkan estimasi biaya dari proyek tersebut

    Kurva S dengan memperkirakan waktu pelaksanaan yang efektif dan efisien

    Berikut contoh sederhana dalam membuat kurva-S tentang suatu pekerjaan pondasi yang Om BT copas dari web Ilmu Sipil sebagai berikut :

    Suatu pekerjaan pondasi dengan rincian harga sebagai berikut :

    • Pekerjaan persiapan = Rp. 100.000,-
    • Pekerjaan galian = Rp. 150.000,-
    • Pekerjaan lantai kerja = Rp. 200.000,-
    • Pekerjaan pasir urug = Rp. 150.000,-
    • Pekerjaan pasangan batu kali = Rp. 400.000,-
    • Pekerjaan urugan kembali = Rp. 100.000,-
    • Total harga seluruh pekerjaan pondasi = Rp. 1.100.000,-

    Langkah pertama adalah memperkirakan waktu pelaksanaan masing-masing pekerjaan

    • Pekerjaan persiapan  6 hari
    • Pekerjaan galian  2 hari
    • Pekerjaan lantai kerja  2 hari
    • Pekerjaan pasir urug  1 hari
    • Pekerjaan pasangan batu kali  3 hari
    • Pekerjaan urugan kembali  1 hari

    Apabila dijumlahkan rencana total waktu pelaksanaan adalah 15 hari. Tapi, dalam membuat kurva-S, ada item pekerjaan yang bisa dilaksanakan bersamaan, selanjutnya menghitung bobot masing-masing pekerjaan.

    % Bobot Pekerjaan = (Harga pekerjaan / Harga total pekerjaan) x 100%

    Misalnya menghitung bobot pekerjaan persiapan

    % Bobot Pekerjaan Persiapan = (Rp 100.000 / Rp 1.100.000) x 100% = 9.09 %

    Begitu juga dengan item pekerjaan lainnya.

    Langkah berikutnya adalah membagi bobot pekerjaan dengan durasi kemudian meletakkan pada kolom hari pelaksanaannya. Contoh, pekerjaan persiapan = 9.09:6 = 1.52.

    contoh kurva s pengerjaan pondasi

    Berikutnya menggambar kurva-S sesuai dengan bilangan presentasi pada setiap baris item pekerjaan (huruf merah).  

    Setelah semua selesai maka didapatkan kurva S pekerjaan pondasi lengkap dibawah ini :

    contoh kurva s pengerjaan

    Komentar